WELCOME TO THE ORGANIC FARMING

selamat datang di sebuah blog yang penuh dengan info tentang pertanian organik. selamat menikmati. semoga bermanfaat

Minggu, 16 Agustus 2009

TIPS TABULAMPOT

Tips Tabulampot

 Buat Anda yang gemar menanam tanaman buah dalam pot (Tabulampot) ada baiknya menyimak tips singkat berikut ini.
 Untuk merangsang tabulampot Anda berbunga, berikan pupuk daun dengan kandungan P tinggi. Hal ini juga harus dibarengi dengan pemberian hara yang cukup pada media tanam, seperti memberikan NPK pada media tanam (Kandungan NPK bisa setara atau P-nya lebih tinggi).
 Setelah tanaman mulai berbunga, di sinilah diperlukan “ketegaan” kita. Perhatikan rasio/perbandingan jumlah daun dan bunga/buah nantinya. Jangan merasa sayang untuk membuang/menjarangkan bunga jika terlihat berlebihan dibandingkan jumlah daunnya.
 Ada yang menyarankan untuk membuang buah yang pertama terbentuk. Hal ini ada baiknya karena buah yang pertama terbentuk cenderung berkembang lebih pesat sehingga akan menghambat/mengurangi perkembangan bunga/buah berikutnya. Penjarangan buah yang terbentuk dilakukan sedini mungkin agar makanan/energi tanaman tidak banyak terbuang. Buang buah yang terlihat kurang mulus, bengkok, dan lain-lain. Bungkus buah yang terbentuk untuk mencegah serangan lalat buah atau hama dan penyakit lainnya.
 Harap diingat penjarangan ini harus dilakukan, jika tidak hasilnya akan fatal. Tanaman Anda bisa mati atau paling tidak mogok berbuah pada musim berikutnya. Selamat menjadi orang yang “tega” demi kebaikan, hehehehe….. .
Spektakuler! Itu kata yang tepat untuk menyebut penampilan sepot tabulampot jambu air di Taman Wisata Mekarsari, Cileungsi, Bogor. Sekitar 50 buah berukuran lebih besar daripada telur bebek menggerombol di batang utama. Lazimnya buah Syzygium samarangense itu muncul di ujung tajuk.
 'Ini memang keistimewaan mekarsari,' tutur Ir AF Margianasari, kepala Produksi Buah TWM. Jambu air yang bibitnya diperoleh dari Bogor itu buahnya 80% muncul di batang. Sisanya di ranting dan ujung cabang. Jambu air lain justru sebaliknya, mayoritas buah-hampir 75-80%-keluar di ranting dan ujung cabang. 
 Eddy Soesanto, penangkar di Jakarta Timur, pernah mengamati pembuahan pada jambu air kaget dan lilin. 'Jambu kaget dan lilin bisa berbuah di ujung cabang dan di batang utama. Tapi itu hanya 20-25% dari total populasi buah,' ujarnya. Pada jambu jenis lain malah hanya 1-2 dompol yang muncul di batang. 
Mutasi 
 Ir Wijaya, MS, penangkar buah di Bogor, malah belum pernah melihat tabulampot jambu air berbuah di batang. 'Ini abnormal dan merupakan hal baru,' katanya waktu mendengar informasi tentang rose apple di TWM itu. Menurut mantan peneliti di Kebun Percobaan Cipaku, Bogor, itu, sifat spesifik jambu air memang berbuah di ranting atau ujung cabang. Bunga yang nantinya menjadi buah muncul dari tunas vegetatif yang membawa daun. Pada jambu air mekarsari calon bunga justru keluar langsung di batang tanpa didahului daun.
 Wijaya menduga, munculnya buah di batang karena pemicu tertentu. 'Misal lingkungan ekstrem yang menyebabkan tanaman stres,' katanya. Karena stres, terjadi penyimpangan dari sifat asli.

 Perubahan karakter itu bisa jadi bersifat genetis jika kejadiannya konsisten pada setiap musim dan diturunkan pada anakan. Menurut Margianasari selama 10 tahun pengamatan sejak 1997, tanaman induk mekarsari selalu berbuah di batang. Pun tanaman turunannya. Salah satunya yang Trubus lihat berbuah lebat di batang pada penghujung Januari 2008. 
 Margianasari sepakat jika karakter berbuah mekarsari di batang bersifat genetis. 'Sepertinya tunas generatif-bunga-jambu air mekarsari lebih responsif ketimbang tunas vegetatifnya,' tuturnya. Makanya kerabat cengkih itu bisa berbuah di batang tanpa perlakuan khusus. Kejadian serupa ditemukan pada jambu air delima asal Demak. Buah-buah jambu air delima muncul di batang, bukan di ujung tajuk. 
Tabulampot 
 Sifat berbuah di batang pada jambu air mekarsari menguntungkan. Berdasar pengamatan TWM ukuran buah di batang 2 kali lebih besar ketimbang yang di ranting atau ujung cabang. Bobot buah di batang mencapai 80-90 g per buah. Lagi pula rasanya lebih manis karena pasokan nutrisi yang nantinya diubah menjadi zat gula lebih besar ketimbang di cabang atau ranting.
 Dipadu warna buah yang hijau dengan semburat merah di pantat, ia cantik sebagai tabulampot. Buah berbentuk lonceng berkumpul di batang utama, batang sekunder, maupun tersier. Mirip seperti penampilan tabulampot belimbing yang diatur berbuah di batang. 'Supaya buah lebih terekspos, pangkas daun yang menghalangi buah,' kata Eddy. Pemangkasan daun juga membuat sinar matahari masuk ke dalam tajuk sehingga warna buah lebih cerah. 

Menjaga Penampilan Tabulampot
 Penampilan tabulampot, termasuk tabulampot sawo durian atau sawo apel, terletak pada postur tanaman yang pendek, bermahkota bagus, dan tunas-tunas bunga-buah terangsang untuk tumbuh. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemangkasan dan pembentukan pohon. Caranya:
1. Pakai rumusan “139″
 Artinya, pelihara hanya 1 batang utama (pokok) pada ketinggian 60 - 100 cm, 3 cabang primer terpilih sepanjang 30 - 50 cm, dan 9 cabang sekunder terpilih sepanjang 30 - 50 cm. Lakukan pemangkasan pada musim penghujan. Setelah dipangkas, olesi setiap luka pangkasan dengan cat atau ter.
2. Pengeringan sementara
 Untuk merangsang pembungaan tabulampot sawo, lakukan dengan teknik pengeringan media tanam. Caranya, biarkan media tanam dalam pot tidak disiram selama beberapa hari (tapi jangan sampai layu permanen). Setelah itu, siram sedikit demi sedikit, lalu keringkan lagi hingga tanaman tampak layu. Setelah itu, siram perlahan-lahan sampai cukup basah. Lakukan ini selama 4 - 6 minggu.
3. Pupuk lagi 
 Jika tetap tidak berbunga, tambahkan pupuk TSP sebanyak 50 gr/pot.
4. Pakai saja ZPT 
 Untuk menjaga tanaman berbuah sepanjang tahun dan buah-buah tetap bagus, gunakan zat pengatur tumbuh (ZPT). Beberapa ZPT yang bisa dipakai antara lain Hobsanol, Atonik, Ethrel, dan Cultar, yang bisa Anda beli di toko/kios pertanian terdekat.

CARA BERTANAM
1. Bibit ditanam 
 Ambil sebagian media tanam dari pot. Keluarkan bibit sawo dari polybag bersama tanahnya. Jika bibit memiliki cabang, ranting, daun, dan akar berlebihan, sebaiknya kurangi atau pangkas. Bibit ditanam dalam posisi tegak, lalu timbun dengan media tanam yang sudah dikeluarkan tadi. Padatkan media tanam di sekitar pangkal bibit, lalu siram hingga cukup basah.
2. Pilih tempat aman 
 Langkah berikutnya, letakkan tabulampot sawo pada tempat yang pas. Tempat itu harus terbuka, terkena sinar matahari pada pagi hari hingga pukul 11, aman dari segala gangguan, dan lingkungan sekitarnya mendukung. Dengan demikian, tabulampot sawo bisa tumbuh subur dan produktif.
3. Bila lebih dari satu pot. 
 Jika memiliki lebih dari satu tabulampot sawo, letakkan berjajar dan teratur. Tetapi bisa juga tidak berjajar, karena harus disesuaikan dengan kondisi setempat. Yang penting, jarak antar-pot sekurang-kurangnya 2 x 2 meter.
4. Rajin menyiram. 
 Jangan lupa rajin menyiram tabulampot sawo atau apel Anda. Selain dengan selang plastik, ada cara lain dengan sistem tali sumbu dan sistem irigasi tetes sederhana.
5. Tetap diberi pupuk susulan. 
 Meski media tanam yang digunakan sudah mengandung pupuk, namun sebaiknya tetap dilanjutkan dengan pemupukan susulan. Sebulan setelah tanam, lakukan pemupukan dengan Urea, TSP, dan KCL (2:2:1), 2 sendok makan per pohon. Benamkan campuran pupuk di sekeliling pot sedalam 10 cm.
 Jika tabulampot sawo mulai berbunga, beri pupuk NPK (15-15-15) sebanyak 1 sendok makan per pohon. Jangan lupa, terlebih dulu larutkan pupuk dalam 10 liter air,
kemudian siramkan pada media hingga cukup basah.
 Bila tanaman sudah rutin berbuah, tetap lakukan pemupukan sekurang-kurangnya 4 bulan sekali. Gunakan pupuk NPK (15-15-15) sebanyak 1 sendok makan per pohon, langsung benamkan sedalam 10 cm di sekeliling pot
 Banyak orang enggan menanam tabulampot rambutan. Alasannya, susah berbuah. Padahal, jika tahu caranya, tabulampot rambutan pun bisa berbuah lebat, lho. 

 Tanaman buah dalam pot (tabulampot) kini sudah tak asing lagi bagi para pecinta tanaman. Aneka tanaman buah yang dulu hanya ditanam di halaman yang luas, kini banyak ditanam orang di dalam pot. Namun, sepertinya tak banyak orang yang melirik tabulampot rambutan. Kenapa? 
 Jujur diakui, tabulampot rambutan seringkali mogok berbuah, bahkan tak pernah berbuah sekali pun. Malah, mati sebelum berbuah. Padahal, tanaman rambutan dalam pot sebetulnya bisa menghasilkan buah, asal kita tahu rahasianya. 
 Rambutan (Nephellium lappaceum) berasal dari Malaysia dan Indonesia. Kerabat dekatnya antara lain leci (N. litchi) dan kepulasan (N. mutabile). Sentral tanaman rambutan tersebar di berbagai daerah, seperti Bogor, Subang, Bekasi, Purwakarta, Semarang, Banyumas, Purbalingga, Purworejo, Magelang, Jember, Blitar, dan Lumajang, Sleman, Bantul serta DKI Jakarta, khususnya di Pasar Minggu. 

 Di negeri kita banyak varietas rambutan, entah itu varietas lokal maupun varietas unggul. Untuk varietas lokal, sebut misalnya Aceh Gundul, Aceh Gula Batu, Aceh Gendut, Aceh Kuning, Aceh Padang Bulan, Aceh Garing, Aceh Pao Pao, Aceh Kering Manis, Simacan, Sitangkue, Sinyonya, Brahrang, Hape, dan sebagainya. Sedangkan yang unggul, sekurang-kurangnya ada 8 varie?tas, antara lain Rapiah, Lebak Bulus, Anta Lagi, Sibongkok, Sibatuk Ganal, Garuda, Nona, dan Binjai. 

PILIH VARIETAS BINJAI
 Pertanyaannya, varietas mana yang akan kita pilih untuk ditanam dalam pot? Belajar dari pengalaman, ternyata varietas Binjai yang ?cocok? ditanam dalam pot. Alasannya, lebih cepat berbuah dibandingkan varietas lain. Apalagi jika bibitnya berasal dari okulasi, yang bisa berbuah kurang dari setahun. Varietas Binjai juga memiliki keindahan tersendiri. Ia memiliki 4 - 5 cabang dan karena itu lebih rimbun. Buahnya juga ngelotok dan manis. 
 Biasanya, wadah tanam tabulampot adalah pot dari tanah liat. Ukurannya tergantung kondisi bibit yang hendak ditanam. Misalnya, untuk bibit setinggi 50 cm, bisa digunakan pot berdiameter 30 cm. 
 Namun, untuk tabulampot rambutan, sebaiknya gunakan wadah tanam berupa drum. Ukuran drum sebaiknya agak besar, sebab ukuran bibitnya juga agak besar. Sebagai pedoman, gunakan bibit rambutan Binjai setinggi 60 - 75 cm dengan diameter drum sekitar 50 - 60 cm. Drum ini harus diberi lubang-lubang kecil di bagian dasarnya, kemudian diberi ganjalan berupa batu bata atau batako, sehingga pembuangan air penyiraman lancar. Selama ini, banyak variasi media tanam untuk tabulampot. 
 Misalnya campuran tanah gembur, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 5 : 1 : 2. Ada juga campuran pupuk kandang, pasir, dan sekam dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Ma sih ada lagi campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 2, atau campuran sekam dan pasir dengan perbandingan 1 : 1. 
 Yang perlu diketahui, tabulampot sangat sensitif terhadap media tanam yang memadat, yang mengakibatkan daun cepat mengering lalu rontok. Oleh karena itu, disarankan menggunakan media tanam berupa pupuk kandang seluruhnya. Lebih baik lagi jika pupuk kandang tadi diberi insektisida Furadan 3 G sebanyak 100 gram per drum. Ini untuk mencegah serangan hama. 

TAHAP-TAHAP MEMASUKKAN PUPUK KANDANG KE DRUM 

Pertama, masukkan pecahan batu bata ke dasar drum hingga mencapai seperempat bagian drum.
* Di atas lapisan batu bata, isikan selapis ijuk atau humus atau daun-daun kering.
* Masukkan pupuk kandang hingga mencapai 2 cm di bawah bibir drum.
* Siram hingga cukup basah.

MOGOK BERBUAH? 
 Keluhan sering muncul ketika tabulampot rambutan tak mau berbuah lagi. Bahkan, seumur-umur hanya berbuah sekali dan setelah itu macet. Padahal, perawatan sudah dilakukan. Termasuk penyiraman dan pemupukan. Jika menghadapi problema seperti itu, jangan cepat-cepat putus asa! Tanaman masih bisa direkayasa, kok. 
 Caranya, keluarkan tanaman dari drum, amati kondisi fisiknya, lalu pangkas sebagian daunnya. Setelah itu, tanam langsung di tanah. Sementara itu, siapkan juga media tanam (pupuk kandang) yang baru. Bila sudah tampak tunas-tunas baru, pindahkan tanaman dari tanah lapang ke drum. Gampang kan ? 

CARA MENANAM BIBIT DALAM POT 

 Siram media tanam dalam polybag, lalu sobek, dan keluarkan bibit bersama tanahnya. Bila akar, daun, dan cabang tampak panjang, sebaiknya dipangkas. 
1. Gali media dalam drum membentuk lubang. Sesuaikan ukuran lubang dengan ukuran perakaran bibit rambutan. 
2. Tambahkan pupuk NPK, dengan perbandingan 15 : 15 : 15, sebanyak 100 gram, lalu aduk-aduk hingga merata. 
3. Masukkan bibit ke lubang dalam drum. Pelan-pelan, tekan tanah pada bagian pangkal bibit pelan-pelan. 
4. Siram sampai cukup basah. 
5. Untuk sementara waktu, beri tutup kantung plastik transparan dan letakkan di tempat yang teduh. Jika sudah tumbuh tunas-tunas baru, singkirkan tutup. 

TIPS PERAWATAN 

 Faktor perawatan kerap diabaikan. Padahal, sangat penting dan kerap jadi kunci keberhasilan penanaman tabulampot rambutan. 
Perawatan apa saja yang harus kita lakukan? 

1. Penyiraman
 Di musim kemarau, penyiraman sangat perlu. Jika memakai air PAM, yang biasanya mengandung kaporit, sebaiknya endapkan dulu semalam, dan baru esoknya disiramkan. Namun, usahakan benar-benar jangan sampai air siraman menggenang lebih dari 12 jam. Genangan air bisa merangsang timbulnya penyakit busuk akar. 
2.Penggemburan
 Ingat, usahakan media tanam tidak memadat. Pemadatan media biasanya terjadi karena penyiraman yang berlebihan. Setelah itu, lakukan penggemburan dengan menggunakan sekop kecil. Hati-hati, jangan sampai merusak akarnya. 
3.Pemupukan
 Meski media tanam menggunakan pupuk kandang, pupuk organik masih diperlukan. Sampai umur 2 tahun, setiap 4 bulan, tambahkan NPK (15:15:15) sebanyak 25 gram per drum. Sejak umur 3 tahun dan seterusnya, setiap drum diberi 100 gram NPK (15:15:15). Caranya, benamkan pupuk NPK sedalam 10 cm, lalu siram hingga cukup basah. 
4.Pemangkasan
 Pemangkasan tabulampot rambutan di samping untuk membentuk habitus (kanopi) tanaman agar tampak pendek, juga agar cabang dan pertumbuhannya seimbang. Pemangkasan perdana dilakukan saat tanaman berumur kurang dari setahun, atau tinggi batang sekitar 75 - 100 cm dari permukaan drum. Cara pemangkasan adalah, untuk pemangkasan perdana, pilih 3 cabang primer. Bila panjang cabang primer mencapai 50 cm, pangkas ujungnya hingga tumbuh cabang-cabang sekunder. Pilih hanya tiga cabang sekunder per cabang primer. Selanjutnya, pangkas ujung cabang sekunder sampai tumbuh cabang tersier, dan pilih hanya tiga cabang tersier. Nah, dari ketiga cabang tersier inilah akan terjadi pembungaan dan pembuahan.

Tabulampot, Alternatif Berkebun di Lahan Sempit

 Liputan6.com, Cimanggis: Tren bercocok tanam dalam pot (tabulampot) di Tanah Air sudah berkembang sejak 1979. Bisnis tabulampot menjadi alternatif karena lahan untuk berkebun di kawasan Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi mengecil. Toko Trubus di Cimanggis terkenal sebagai gudangnya tabulampot. Menurut Gunadi, di atas lahan seluas dua hektare ditanami sekitar 179 jenis tumbuhan. Ada yang masih berupa bibit muda. Ada juga tanaman yang sudah berbuah lebat. 
 Bisnis ini kemudian dianggap sangat menguntungkan. Gunadi mengaku tokonya bisa menjual Rp 75 ribu sampai Rp 300 ribu setiap polybag--kantung plastik khusus tanaman. "Paling spesial harganya di atas lima juta rupiah," aku dia. Konsumen tabulampot ala Toko Trubus datang dari seluruh Jakarta. Bagi pembeli harga bukan masalah, sebab tanaman hasil budi daya di tempat itu terbilang berkualitas baik. Selain pengelolaan yang bagus, udara sejuk di kawasan Cimanggis juga membuat tanaman tumbuh lebih subur. Pohon yang paling laku dijual antara lain, jeruk, belimbing, srikaya, dan sawo manila.
 Dari hari ke hari, penggemar tabulampot terus bertambah. Gunadi berpendapat, jumlah peminat melonjak karena lahan untuk bertanam di kota semakin terbatas. "Perawatan tabulampot juga lebih mudah," tutur Gunadi. Selain itu, pohonnya gampang dipindahkan ke tempat lain sesuai selera. Buku-buku penunjang tabulampot saat ini juga banyak ditemukan di toko buku.
 Sekadar informasi membeli benih untuk tabulampot harus bibit permanen yang masih berada dalam polybag. Bibitnya juga mesti sehat, daunnya hijau segar, dan tumbuh normal alias bukan cabutan. Langkah selanjutnya, biarkan bibit beradaptasi terlebih dahulu. Sementara itu, kita menyiapkan pot sesuai besar kecilnya benih. Semua bentuk pot berbahan semen, plastik, keramik atau porselen bisa digunakan. Jika tanamannya masih kecil, gunakan pot berdiameter sekitar 20-40 sentimeter. Bagian dasar pot harus berlubang untuk membuang kelebihan air. Akan lebih baik lagi, jika potnya memiliki kaki agar tampak bersih dan memperlancar proses drainase.
 Kemudian ambil pecahan genting atau bata merah untuk ditaruh di dasar pot. Genting itu dilapisi dengan ijuk lalu disiram dengan air. Kita juga harus mempersiapkan media tanam. Media tanam ini tergantung selera dan kebutuhan. Ada yang komposisinya campuran antara tanah, sekam, dan humus bambu (1 : 1 : 1). Bisa juga campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang (1 : 1 : 1) atau tanah dicampur pupuk kandang dan serbuk gergaji (2 : 1 : 1). Sedangkan, media tanam moderen bisa berupa campuran tanah dengan pupuk organik Super TW-Plus (6 : 1).
 Sesudah itu, ambil sebagian media tanam dari pot. Kemudian bibit dikeluarkan dari polybag beserta tanahnya. Hati-hati ketika memangkas pohon. Bibit yang memiliki cabang, ranting, daun, dan akar yang berlebihan sebaiknya dipangkas. Selanjutnya, bibit ditanam dalam posisi tegak lalu ditimbun dengan media tanam. Setelah itu, kita bisa memadatkan media tanam di sekitar pangkal bibit. Langkah terakhir, siram tanaman hingga cukup basah.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar